Tren Terbaru dalam In House Training:
Menuju Pembelajaran yang Lebih Efektif
dan Menarik
Dunia industry yang semakin dinamis dan bergerak maju mendesak Perusahaan untuk terus melakukan perubahan secara cepat, termasuk dalam hal pengembangan SDM atau sumber daya manusia. Salah satu aspek terpenting dalam mengembangkan skill karyawan ialah in house training. Seiring dengan perkembangan kecanggihan teknologi, tren dalam dunia in house training pun terus berubah. Berikut akan kami bahas beberapa tren baru yang patut diperhatikan:
-
Microlearning: Belajar dalam porsi kecil
Microlearning merupakan metode pembelajaran yang menyediakan materi dalam ringkasan-ringkasan kecil yang mudah dicerna. Materi ini bisa berupa video singkat, infografis, ataupun modul pembelajaran berbasis online. Keuntungan dari metode pembelajaran microlearning ialah:
-
- Karyawan dapat belajar secara fleksibel yaitu Dimana saja , dan kapan saja.
- Pembelajaran lebih efisien, peserta dapat focus pada topik tertentu dalam waktu yang singkat.
- Materi lebih mudah dingat karena padat dan singkat.
-
Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR): Belajar dalam dunia simula VR/AR.
Dalam metode pembelajaran menggunakan VR/AR peserta akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih imersif. Karyawan dapat berinteraksi dengan lingkungan Virtual atau augmented untuk mengaplikasikan keterampilan yang baru dalam situasi yang bebas dari bahaya. Contoh implementasi VR dan AR dalam in house training:
-
- Karyawan dapat melakukan simulasi keselamatan kerja dengan cara berlatih melalui lingkungan virtual yang menyerupai dengan kondisi kerja sebenarnya.
- Karyawan dapat melihat dan berinteraksi jika ada produk baru yang ingin di launching dalam bentuk 3D.
-
Gamefication: Belajar sambil bermain.
Gamefication merupakan penerapan komponen permainan dalam ruang lingkup non-game. Dengan metode ini, maka proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik sehingga tidak monoton. Elemn-elemen yang sering digunakan dalam metode gamification:
-
- Poin: peserta akan mendapatkan poin dari setiap tugas yang dikerjakan dan diselesaikan.
- Badge: peserta akan mendapatkan badge sebagai penghargaan atas pencapaian tertentu.
- Level: pembelajaran akan dibagi menjadi beberapa tingkatan level dengan Tingkat kesulitan yang meningkat.
- Kompetisi: adanya kompetisi antar peserta yang sehat dalam pembelajaran.
-
Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning.
AI dan Machine learning saat ini sudah banyak digunakan dalam penerapan pekerjaan maupun dalam dunia Pendidikan. Dalam proses pembelajaran in house training, AI dan Machine learning dapat digunakan untuk personalisasi pembelajaran, memberikan referensi materi yang relevan, serta menganalisis data pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas program. Contoh implementasi AI dalam in house training:
-
- Chatbot: jika mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan peserta dapat menggunakan chatbot secara bijak untuk mendapatkan jawaban secara realtime.
- Analisis prediktif: Ai dapat memprediksi kebutuhan pelatihan karyawan melalui data kinerja mereka, sehingga materi yang akan dipelajari bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan.
-
Blended Learning:
Bleanded Learning merupakan gabungan pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran online. Gaya pembelajaran ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi para peserta pelatihan, dan memungkinkan peserta belajar dengan gaya yang berbeda-beda.
-
Mobile Learning:
Semakin populernya gadget seperti smartphone dan tablet, metode mobile learning menjadi sangat penting. Peserta pelatihan dapat mengakses materi pelatihan Dimana saja dengan menggunakan perangkat mobile yang dimiliki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan tren baru dalam pembelajaran
in house training:
- Anggaran: penerapan teknologi baru dalam proses pembelajaran in house training membutuhkan investasi yang cukup besar, maka dari itu anggaran yang disiapkan harus bisa mencakupi tren teksnologi tersebut.
- Infrastruktur: Perusahaan wajib mempunyai keterampilan digital yang memadai untuk bisa memfasilitasi tren pembelajaran baru dalam in house training.
- Keterampilan karyawan: peserta pelatihan atau karyawan yang akan mengikuti pelatihan perlu memiliki keterampilan digital yang kompeten untuk mengikuti pelatihan berbasis teknologi.
- Kebutuhan Bisnis: pilihan teknologi yang akan diambil harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang spesifik.
Tren terbaru dalam dunia in house training memperlihatkan bahwa pembelajaran semakin personal, mernarik, dan efektif. Dengan menggunakan teknologi, Perusahaan dapat membuat pengalaman belajar yang lebih baik dan menarik bagi karyawan, dan meningkatkan kinerja Perusahaan secara keseluruhan terutama skill dan bisnis organisasi. Ada yang perlu kita garis bawahi, bahwasannya tidak semua tren tersebut cocok untuk semua Perusahaan. Dalam penerapannya, pemilihan teknologi dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kultur Perusahaan, anggaran, dan tujuan pelatihan yang ingin dicapai oleh Perusahaan.
Tantangan Mengimplementasikan Tren Baru
dalam In-House Training dan Solusinya
Semakin berkembangnya teknologi secara pesat dan perubahan bisnis, mendorong Perusahaan untuk terus melakukan inovasi dalam program in house training. Namun, dalam proses mengadopsi tren terbaru seperti yang kita bahas diatas tidaklah mudah. Ada beberapa tantangan yang muncul dan perlu diatasi. Berikut adalah beberapa tantangan secara umum dan Solusi mengatasinya:
-
Hambatan adopsi teknologi:
- Biaya: perlunya adanya biaya tambahan untuk mengimplementasikan teknologi seperti VR, AR, AI.
- Infrastruktur: tidak semua Perusahaan memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukungprosespelatihan berbasis teknologi.
- Keterampilan Karyawan: dalam suatu Perusahaan, tidak semua karyawan memiliki kemampuan yang sama dalam mengadopsi teknologi digital terbaru.
Solusi
-
- Mulai menerapkan teknologi secara bertahap.
- Mulai dari proyek kecil dan sederhana.
- Memaksimalkan penggunaan teknologi yang sudah dimiliki Perusahaan sebelum berinvestasi dalam teknologi baru.
- Mengadakan pelatihan untuk karyawan guna meningkatkan keterampilan digital karyawan.
-
Resistensi Perubahan:
- Karyawan memiliki rasa takun akan hal baru, merasa tidak nyaman dengan adanya perubahan.
- Karyawan merasa tidak memiliki waktu lebih untuk mempelajari teknologi baru.
Solusi
-
- Melakukan komunikasi yang efektif dengan cara menjelaskan manfaat dari teknologi baru bisa meningkatkan kinerja karyawan.
-
- Melakukan pelatihan yang menyenangkan dan interaktif.
- Meminta dukungan dari manajemen untuk mendorong karyawan beradaptasi dengan teknologi.
-
Mengukur Efektivitas:
-
- Sulit mengukur secara langsung dampak dari teknologi baru terhadap kinerja karyawan.
- Kurang adanya data yang cukup untuk menganalisis efektivitas pelatihan.
Solusi
-
- Memilih metrik yang tepat dan sesuai tujuan pelatihan, seperti peningkatan produktifitas, kepuasan karyawan.
- Menggunakan tools untuk menganalisis data untuk mengukur dampak pelatihan.
- Melakukan survey kepada peserta pelatihan untuk mendapatkan feedback.
-
Konten yang Relevan:
- Membuat konten pelatihan yang menarik dan relevan sesuai dengan kebutuhan karyawan.
- Membuat pembaruan konten pelatihan secara bertahap untuk mengikuti perkembangan baru.
Solusi
-
- Melibatkan karyawan dalam proses pembuatan konten.
- Menggunakan format konten seperti infografis, video, serta simulasi.
- Memanfaat kan teknologi AI untuk mempersonalisasikan materi pembelajaran.
-
Integrasi dengan system yang ada:
- Sistem yang sduah ada diperusahaan harus kompatibel dengan teknologi baru.
Solusi
-
- Melakukan audit system yang sudah ada untuk mengidentifikasi potensi integrasi dengan teknologi baru.
- Berkolaborasi dengan tim IT untuk memastikan proses integrasi berlangsung secara lancar.
Dalam proses melakukan implementasi tren baru dalam in house training memang banyak tantangan. Namun, dengan membuat perencanaan yang matang, mendapat dukungan dari manajemen, dan berkomitmen maka semua tantangan menghadapi tren baru dalam in house training pun dapat diatasi. Dengan demikian, Perusahaan dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik dan tak terlupakan, dan yang paling penting pelatihan menjadi lebih efektif.